Satu hal yang menonjol pada diri Hasyim ialah akhlaknya yang patut diteladani. Keberadaannya memberikan rahmat, manfaat bagi orang lain.
“Saya tidak sedang memuji-muji dia. Tapi begitulah Pak Hasyim. Dia ahli menolong orang lain, “ujar Sofan Zein, mantan murid Hasyim di pondok pesantren Babakan, Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Dalam 17 tahun terakhir, Sofan menjadi mitra Hasyim sebagai guru di Yayasann Pendidikan Imam Bonjol, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sebelum itu 15 tahun lamanya Sofan mengabadikan diri mengajar di pondok peantren tersebut.
Sofan kemudian menceritakan bagaimana Hasyim berperan besar terhadap pendirian dan kelangsungan sekolah MA di Cerih. Selaku putra asal Jatinegara, Sofan tahu persis kondisi daerahnya yang tertinggal. Terutama di bidang pendidikan. Di kecamtan tersebut, hanya ada satu SMP negeri dan swasta, itupun terkesan seadanya. Adapun, sekolah setingkat SMA tidak ada sama sekali. Karena itu mereka yang mampu dan mau maju harus merantau sejak usia masuk SMP mereka biasanya indekos di Pangkah atau Slawi.
Sebagai guru, Sofan pun gundah melihat kondisi seperti itu. Dia kemudian curhat kepada Hasyim, mentor sekaligus rekan sesame guru. Mereka pun kerap membincangkan masalah tersebut sebagai sesame wong (orang) Tegal.
“Orang yang biasa saya ajak bicara mengenai nasib pendidikan di kampong saya, ya pak Hasyim itu. Maklum di daerah saya (Cerih, Jatinegara), rata-rata pendidikan warga paling tinggi setingkat SMP atau MTs (Madrasah Tsanawiyah).” Kata Sofan.
Dia mengatakan, mertuanya rela mewakafkan tanah seluas 2000 m2 asal di Jatinegara ada madrasah ailyah (MA). Hasyim pun menyanggupi membantu membidani pendirian MA tersebut. Bukan hanya itu, Hasyim pula yang bergerak menggalang dana, menyusun kurikulum, dan mempersiapkan system manajemen sekolah beserta guru/ staf pendukungnya. Menurut Sofan, Hasyim pula yang mengurus pencarian dana untuk menopang pembangunan dan operasional MA itu. Pendeknya Hasyim menjadi motor penggerak Yayasan Al Ikhlas dan MA yang dinaunginya.
“Pak Hasyim punya banyak relasi dari berbagai kalangan yang kemudian menjadi penyadang dana. Termasuk untuk pembangunan gedung sekolah (MA). Pembauaran gaji guru, dan dianaya penyelenggaraan pendidikan.”
Sofan menambahkan, kerendahan hati, amanah, ketenangan, dan jiwa penolong, membuat Hasyim menjadi orang yang mudah diterima dan dipercaya orang dari berbagai kalangan dengan beragam status social dan ekonomi, yakni tidak hanya bicara, tetapi juga bekerja.
Media Indonesia 3 September 2006