Hikmah Harian 11 Des 2015

Dalam pengantar buku “Wajah Peradaban Islam” karya DR Adian Husaini, secara umum, ada 3 perbedaan antara ORIENTALISME atau kajian tentang TIMUR yg dilakukan oleh orang Barat dengan lawannya yaitu OKSIDENTALISME, kajian tentang BARAT yg dilakukan oleh org Timur. Secara umum lho ya….

1. Orang Barat yg belajar di Timur biasanya akan mempelajari aspek detil dan kritis tentang timur dengan frame work peradabannya, Sementara org Timur yg belajar di Barat akan mempelajari detil kritis aspek peradabannya sendiri dengan framework Barat.

2. Hasil orientalisme akan digunakan Barat utk kebijakannya tentang Org lain agar sesuai dengan nilai2nya. Sementara hasil Oksidentalisme akan digunakan oleh Barat utk semakin meneguhkan hegemoninya atas Timur.

3. Org Barat yg belajar ke Timur akan menyerap aspek Timur sebagai PLEASURE sementara org Timur yg belajar ke Barat akan menyerap aspek peradaban Barat sbg CHARACTER BUILDING.

—–

Jadi si JHON yg belajar Antropologi di Jogja akan menghasilkan tesis berjudul “Pengaruh Sholat Shubuh Berjamaah terhadap Sosial Kemasyarakatan – Studi Kasus Masyarakat Jogja”.

Tesis ini kmdn digunakan oleh barat melalui lembaga semisal Asia Foundation utk membiayai, mendukung program konser musik hingga larut malam atau semisal panggung dangdut dengan jargon ‘kreatifitas dan kebebasan berkepresi’. Masyarakat kmdn semakin sulit sholat shubuh berjamaah krn terlena oleh acara-acara tsb.

Si JONO yg lulusan pesantren dan kmdn dpt beasiswa ke Leiden Belanda akan menghasilkan tesis berjudul “Pengaruh Sholat Tahajud Terhadap Peningkatan Radikalisme”.

Maka kmdn meluncurlah dana tak terhitung utk menangkal hal di atas.

Oh iya… Hampir lupa…

Si Jhon saat akan pulang ke negrinya jadi seneng sama sego pecel krn rasanya yg so tasty (pleasure), sementara si Jono saat pulang ke Gunung Kidul tetep doyan tiwul tapi ogah berjamaah ke masjid krn menganggap sholat di rumah saja sdh cukup, itupun kesiangan (perubahan pandangan dan karakter).